headline photo

POP Quiz Analisis Kasus BK

Rabu, 03 Juli 2013

TUGAS INDIVIDU (POP QUIZ)

·      Analisis kasus di bawah ini termasuk bidang pelayanan apa dan tentukan alternatif penyelesaiannya dengan mengaitkan pada layanan maupun kegiatan pendukung BK.
·      Tugas dapat diemailkan ke alamat edwindhaprafitra@rocketmail.com
     
            Klien adalah siswa SMP. Sebenarnya klien bukan siswa yang nakal tapi dia anak pendiam dan sering membolos sekolah.  Menurut klien, bolos sekolah dilakukan karena terpengaruh teman dekatnya dan merasa tidak disukai teman-teman sekelasnya.  Ketika membolos, klien diajak bermain Play Station dan tidak pernah bisa menolak karena selalu dibayarkan temannya ketika bermain PS.  Selain itu motivasi dirinya yang rendah untuk relajar membuatnya tidak pernah relajar. Sehingga mata pelajaran di sekolah seperti matematika dan Fisika yang kebetulan tidak disukainya karena dianggap sulit dan membosankan membuatnya semakin mantap untuk membolos ketika pelajaran tersebut. Ayahnya yang seorang buruh jarang pulang, sementara ibunya hanya bisa marah dan memukulinya, apabila ada surat panggilan orang tua karena klien sering membolos.  Namun, klien tidak pernah kapok dan masih saja selalu membolos, sehingga hampir semua nilai mata pelajarnnya berada di bawah rata-rata kelas dan pernah akan dikeluarkan dari sekolah.
            Gejala-gejala yang muncul pada klien yaitu sering tidak masuk dengan alasan yang tidak jelas, sering terlambat masuk sekolah, mudah terpengaruh teman, sering menyalin PR teman, jarang belajar, prestasinya rendah, pesimis terhadap masa depan.
Keluhan yang timbul dari klien yaitu klien tidak pernah bisa menolak ajakan temannya untuk membolos, merasa kurang diperhatikan orang tua, dijauhi teman-teman dan merasa kurang didukung oleh guru-gurunya.  Namun, klien mempunyai harapan besar yakni bisa menolak ajakan teman untuk membolos dan suatu saat bisa berguna untuk kedua orang tuanya.


Selamat Mengerjakan





Jawaban Tugas Individu (POP QUIZ)
Analisi kasus
Nama   : Muhammad Umar Faruq
NIM    : 7101412301


Ada beberapa gejala yang muncul :
1.      Sering tidak masuk dengan alasan yang tidak jelas,
2.      Sering terlambat masuk sekolah,
3.      Mudah terpengaruh teman,
4.      Sering menyalin PR teman,
5.      Jarang belajar,
6.      Prestasi rendah,
7.      Pesimis terhadap masa depan
Faktor yang mempengaruhi siswa sering membolos :
1.      Pengaruh teman dekatnya
2.      Merasa tidak disukai teman-teman sekelasnya
3.      Diajak main play station dan dibayarkan teman
4.      Motivasi belajar rendah
5.      Menghadapi kesulitan di mata pelajaran matematika dan fisika
6.      Tidak diperhatikan orang tua
7.      Kurang didukung oleh guru-gurunya
Bidang pelayanan yang diberikan :
1.      Bidang pelayanan konseling perorangan dengan tujuan siswa itu mendapat layanan langsung, tatap muka dengan konselor. Dalam menghadapi anak tersebut peran BK sangatlah penting. Sebagai sarana untuk mencari solusi, fungsi BK cukup efisien. Melalui pendekatan personal, harapannya siswa dapat lebih terbuka dengan pemasalahannya, sehingga pembimbing dapat memahami dan mendapat gambaran secara jelas apa yang sedang dihadapi siswa.
2.      Layanan konseling perorangan dalam bidang bimbingan pribadi, pemantapan kemampuan mengambil keputusan dan pengarahan diri sendiri. Dengan tujuan supaya tidak mudah terpengaruh oleh teman dan tidak pesimis terhadap masa depan.
3.      Layanan konseling perorangan dalam bidang bimbingan sosial, pemahaman pelaksanaan disiplin dan peraturan sekolah supaya tidak terlambat masuk sekolah serta pemahaman bertingkah laku dan berhubungan dengan teman sekelas supaya tidak diasingkan atau dikucilkan karena tidak disukai.
4.      Layanan konseling perorangan dalam bidang bimbingan belajar, diberi tugas sekolah yang menarik, menyenangkan dan menantang, mengubah teknik pembelajaran menjadi lebih inovatif, memberi penghargaan/reward ketika prestasinya bagus, dengan tujuan supaya siswa yang bermasalah memiliki motivasi untuk belajar / rajin belajar, mengerjakan tugas mandiri / tidak menyontek teman, prestasinya meningkat.

Menghentikan sepenuhnya kebiasaan membolos memang tidaklah mudah dan sangatlah minim kemungkinannya. Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa siswa yang suka membolos kadang memiliki kebutuhan tertentu seperti dengan diberi perhatian, dihargai pendapat dan perbuatannya, diberi kasih sayag, diberi tugas yang membuatnya tertantang, dan ditumbuhkan minatnya. Potensi dan minat anak membolos adalah dalam bidang yang merangsang kreativitasnya, menantang dan sportif. Solusi dari orang tua diantaranya ikut berpartisipasi dalam pendidikan anak, mempermudah dan membantu untuk mengembangkan minatnya, memberi kepercayaan dan pengawasan kepada anak, memberi motivasi dan penghargaan apabila anak berhasil dalam prestasinya, serta menjalin komunikasi guru, dan anak dengan baik.
Solusi dari guru dan sekolah diantaranya memberikan sanksi yang tegas dan konsisten, diberi tugas sekolah yang menarik, menyenangkan dan menantang, mengubah teknik pembelajaran menjadi lebih inovatif, memberi penghargaan/reward ketika prestasinya bagus, melakukan pendekatan individual dan melakukan komunikasi dengan orang tua. Memberikan keyakinan kepada siswa bahwa siswa tersebut bisa menjadi yang terbaik sehingga dapat berguna untuk kedua orang tuanya. Memberikan pemahaman dan penghayatan kepada siswa supaya tidak mudah terpengaruh dengan teman bahwa tidak semua teman dekat memberikan pengaruh baik, teman dekat juga bisa mempengaruhi yang buruk yaitu diajak membolos untuk main play station gratis (dibayarkan), harus bisa tegas menentukan keputusan sendiri dengan menolak ajakan seperti itu. Memberikan pemahaman dan penghayatan kepada siswa bahwa apa yang dilakukan orang tua / ibu marah dan memukulinya saat menerima surat panggilan dari sekolah itu merupakan wujud sayang terhadap anak meskipun cara yang dilakukan tidak tepat itu harus diperhatikan dan dipatuhi jangan sampai menantang atau bahkan tidak pemperdulikannya dan mengulangi perbuatan membolos.

Layanan Pendukung
Menjalin komunikasi dengan keluarga siswa ada kesepakatan dalam usaha mengatasi masalah anak. Dengan adanya kerjasama yang baik antara pihak sekolah (dalam hal ini BK) dan orang tua siswa, permasalah membolos siswa diharapkan dapat diselesaikan sehingga tidak menjalar kepada siswa lainnya. Guru dapat melakukan kunjungan secara berjangka atau secara periodik ke rumah-rumah siswa untuk mengetahui keadaan dan kegiatan siswa dirumah. Komunikasi antara orang tua dan guru yang merupakan komponen penting untuk mengatasi atau mengurangi keinginan siswa membolos. Komunikasi dapat dengan membicarakan daftar kehadiran siswa di sekolah, dalam hal ini tidak boleh saling menyalahkan, melainkan harus berkerjasama agar siswa tidak lagi membolos.
Cara lain yang dapat dilakukan guru untuk memperhatikan siswa sehingga mereka tertarik datang dan merasakan manfaat sekolah adalah dengan melakukan pengenalan terhadap apa yang menjadi minat tiap siswa, apa yang menyulitkan bagi mereka seperti yang di dalam kasus bahwa siswa menganggap sulit mata pelajaran matematika dan fisika, serta bagaimana perkembangan mereka selama dalam proses pembelajaran. Dengan perhatian seperti itu siswa akan terdorong untuk lebih terbuka terhadap guru sehingga jika ada permasalahan, guru dapat segera membantu. Dengan suasana seperti itu siswa akan tertarik pergi ke sekolah dan perilaku membolos yang mengarah pada kenakalan remaja dapat dikurangi.
Menerapkan Gerakan Disiplin, Gerakan disiplin ini difokuskan untuk memantau para pelajar yang membolos atau pergi pada waktu jam-jam sekolah. Biasanya mereka barada di tempat keramaian atau di tempat hiburan. Pelajar yang membolos selain merugikan dirinya sendiri juga berpotensi untuk menimbulkan keresahan di masyarakat karena biasanya pelajar yang suka membolos mempunyai tingkat kenakalan yang tinggi dan justru sering medekati kriminal.
Sosialisasi Kepada Pengelola Hiburan, Pihak Dinas Pendidikan dibantu oleh Kesbanglinmas dan Satpol PP serta berkoordinasi dengan Kepolisian harus terus mensosialisasikan kepada para pengelola hiburan seperti Play Station untuk tidak menerima konsumen Pelajar pada jam sekolah. Kebanyakan pelajar yang bolos sekolah ”bersembunyi” disana. Setelah sosialisasi dirasa cukup mungkin dengan penempelan stiker atau poster tentang larangan pelajar bermain di waktu jam sekolah maka ditingkatkan menjadi taraf pemantauan. Jika dari pihak pengelola masih membiarkan para pelajar bolos bermain disitu maka dapat diberi peringatan ,jika peringatan tidak diindahkan maka bisa dilakukan penyegelan sementara atau bahkan penutupan paksa disesuaikan dengan aturan yang berlaku.
_:: Arigatou Gozaimasu ::_
Bisa diakses diblog : pemimpixcil.blogspot.com

Hehe ... J

(MISKONSEPSI) Kesalah Pahaman Mengenai Bimbingan dan Konseling

Senin, 18 Maret 2013




Prayitno menjelaskan ada beberapa kesalahpahaman dalam bidang bimbingan dan konseling yang sampai saat ini terjadi dalam pelaksanaan konseling tersebut yakni sebagai berikut;
  1. Bimbingan dan konseling disamakan saja atau dipisahkan sama sekali dengan pendidikan, BK dianggap sama dengan Pengajaran sehingga tidak perlu pelayanan khusus BK, hal ini tidak benar karena BK menunjang proses pendidikan peserta didik dan para pelaksananya (Konselor) juga mempelajari Ilmu Pendidikan pada umumnya sebagai salah satu trilogi profesi konseling.
  2. Konselor sekolah/guru pembimbing dianggap sebagai polisi sekolah, hal ini terjadi karena konselor/guru pembimbing diserahi tugas mengusut perkelahian, pencurian, mencari bukti-bukti siswa yang berkasus, jika anak bermasalah, anak akan masuk ke ruang BK untuk di minta pertanggung jawabannya, ini adalah pelaksanaan yang salah, guru pembimbing bukanlah polisi sekolah, yang kerjanya hanya memarahi anak-anak bermasalah. Angapan ini harus diluruskan, konselor sekolah/guru pembimbing adalah kawan penggiring penunjuk jalan siswa, memotivasi siswa disekolah.
  1. Bimbingan dan konseling semata-mata hanya sebagai proses pemberian nasehat. Pemberian nasehat memang merupakan bagian dari pelayanan BK, akan tetapi nasehat bukanlah satu-satunya layanan BK.
  2. Bimbingan dan konseling harus aktif dan pihak lain pasif, konselor hendaknya aktif sebgai pusat penggerak BK namun keterlibatan klien sendiri dan semua pihak adalah kesuksesan dari usaha pelayanan BK.
  3. Menganggap bahwa pelayanan BK bisa dilakukan oleh siapa saja. Ini adalah konsep yang salah dan sering terjadi dilapangan, banyak guru BK bukan dari ahlinya, ataupun bukan dari tamatan BK itu sendiri, banyak yang menganggap bahwa pekerjaan BK ini sangat mudah dan bisa dilakukan oleh siapa saja, dan banyak lagi kesalahpahaman BK yang terjadi dilapangan hingga saat ini.

LATAR BELAKANG DAN PENTINGNYA BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH



Bimbingan Konseling merupakan salah satu komponen penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang keberadaannya sangat dibutuhkan, khususnya untuk membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Karena itu, Struktur kurikulum yang dikembangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mencakup tugas Bimbingan Konseling pada pengembangan diri peserta didik (Depdiknas, 2006; Andi Mapiare, 2008).
Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah yaitu membantu peserta didik
 1) untuk mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin;
2) untuk mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri;
3) untuk mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi ling- kungan sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial-ekonomi, dan kebudayaan;
4) untuk mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya;
5) untuk mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya

Program bimbingan dan konseling sangat perlu diterapkan di lingkungan sekolah. Adapun yang melatarbelakangi program bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:

1)Latar Belakang Sosio-Kultural
Perkembangan zaman (globalisasi) menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi, industri, informasi dan sebagainya. Akibatnya ialah berbagai permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik  misalnya, pelanggaran tata tertib sekolah, tawuran, minum-minuman keras, penyalahgunaan narkoba, menonton video porno dll.
Tanggung jawab sekolah ialah membantu para siswa baik sebagai pribadi maupun sebagai calon anggota masyarakat, dengan mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri di masyarakat dan mampu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya.
2)Latar Belakang Pedagogis
Tujuan inti dari pendidikan adalah perkembangan kepribadian secara optimal dan setiap anak didik sebagai pribadi. Dengan demikian setiap kegiatan proses pendidikan diarahkan kepada tercapainya pribadi-pribadi yang berkembang optimal sesuai dengan potensi masing-masing. Untuk menuju tercapainya pribadi yang berkembang, maka kegiatan pendidikan hendaknya bersifat menyeluruh yang tidak hanya berupa kegiatan instruksional (pengajaran), akan tetapi meliputi kegiatan yang menjamin bahwa setiap anak didik secara pribadi mendapat layanan sehingga akhirnya dapat berkembang secara optimal.
Dalam hubungan inilah bimbingan mempunyai peranan yang amat penting dalam pendidikan, yaitu membantu setiap pribadi anak didik agar berkembang secara optimal. Dengan demikian maka hasil pendidikan sesungguhnya akan tercermin pada pribadi anak didik yang berkembang baik secara akademik, psikologis, maupun sosial.
3)Latar belakang psikologis
Dalam proses pendidikan di sekolah, siswa sebagai subjek didik, merupakan pribadi-pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Siswa sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan, memiliki kebutuhan dan dinamika dalam interaksinya dengan lingkungannya. Sebagai pribadi yang unik, terdapat perbedaan individual antara siswa yang satu dengan lainnya. Di samping itu, siswa sebagai pelajar, senantiasa terjadi perubahan tingkah laku sebagai hasil proses belajar.
Selain itu, ada tiga hal pokok yang menjadi latar belakang perlunya bimbingan dilihat dan segi pendidikan.
Pertama adalah dilihat dan hakikat pendidikan sebagai suatu usaha sadar dalam mengembangkan kepribadian. Hal ini mengandung implikasi bahwa proses pendidikan menuntut adanya pendekatan yang lebih luas dari pada sekedar pengajaran. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan pribadi melalui layanan bimbingan dan konseling.
Kedua, pendidikan senantiasa berkembang secara dinamis dan karenanya selalu terjadi perubahan perubahan dan penyesuaian dalam komponen-komponennya. Menghadapi perkembangan ini para siswa sebagai subjek didik memerlukan bantuan dalam penyesuaian diri melalui layanan bimbingan.
Ketiga pada hakikatnya guru mempunyai peranan yang tidak hanya sebagai pengajar, tetapi lebih luas dari itu, yaitu sebagai pendidik. Sebagai pendidik, maka guru seyogyanya dapat menggunakan pendekatan pribadi dalam mendidik para siswanya. Pendekatan pribadi ini diwujudkan melalui layanan bimbingan.